Oleh
Rahmat Mustangin
(PP. An-Nawawi Berjan Purworejo)
Sebagian
orang khususnya Jawa meyakini Bulan Syuro sebagai bulan keramat, sehingga
mereka tidak berani melaksanakan pesta dan bersenang-senang, sehingga banyak
aktivitas tertentu yang ditunda atau bahkan dibatalkan. Lebih dari itu, mereka
meyakini siapa yang mengadakan hajatan pada bulan ini akan ditimpa musibah dan
malapetaka, seperti halnya menikah, khitan, membangun rumah, dll, karena
dikhawatirkan akan ditimpa petaka bagi mereka yang melaksanakan hajatan di
bulan ini. Padahal ketika ditanya mengenai hal ini kebanyakan dari mereka
menilai bulan muharam sebagai bulannya keramat tidak ada jawaban yang berarti
selain beginilah tradisi kami atau leluhur kami mengajarkan seperti ini.
Adapun
dalam kalender Hijriyah, Suro itu sendiri adalah hari yang agung yaitu hari
pada tanggal 10 Muharam yang biasa disebut Asyura. Banyak
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada hari tersebut di samping fadilah-fadilah
(keutamaan) yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk
meningkatkan amal kebaikan di hari asyura melebihi hari yang lain. Dan
salah satu amalan yang dianjurkan dalam hari tersebut adalah berpuasa, seperti
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya:
“Nabi
pernah ditanya tentang puasa Asyura, beliau menjawab “puasa Asyura dapat
menghapuskan dosa selama setahun”.
Selain
puasa juga dianjurkan untuk melapangkan nafakah terhadap keluarganya, seperti
halnya Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Barang
siapa yang meluaskan belanja atas keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan
meluaskan (kelapangan hidupnya) sepanjang tahun itu.
Selanjutnya
adalah beberapa peristiwa penting dan bersejarah yang terjadi dalam bulan
muharam antara lain: hari diciptakan langit dan bumi, hari diciptakan gunung
dan bintang, hari diciptakan Nabi Adam dan Hawa, hari diciptakan Surga, hari diciptakannya
Nabi Adam AS ke Surga, hari kelahiran Nabi Ismail, hari dilepaskannya Nabi Ibrahim
AS. dari api Raja Namrud, hari tenggelamnya Fir’aun, hari dilepaskannya Nabi Yunus
dari perut ikan, dll
Dari
peristiwa-peristiwa sejarah tersebut bahwasanya sangat banyak kasih sayang
Allah SWT yang tercurah di bulan Muharam terutama pada hari Asyura, maka dari
itu disayangkan jika melewatkan hari Asyura dengan sia-sia tanpa ada amalan
yang bermakna. Semoga
Allah memberikan taufiq dan hidayahnya pada kita semua untuk senantiasa patuh
terhadap perintah-Nya. aamiin
Dikutip dari Buletin Lembaga Amal Himawan (L.A.H.) Kebumen